Setiap perusahaan pasti memiliki Risiko dalam menjalankan kinerja perusahaanya, salah satu risiko yang akan dihadapi perusahaan adalah Risiko Kredit. Risiko Kredit adalah Risiko yang dihadapi sebuah perusahaan karena pendanaan eksternal yang diusahakan oleh perusahaan. Risiko Kredit ini terjadi ketika pihak perusahaan kontrak kesepakatan dengan pihak kreditur dalam rangka memenuhi kinerja Perusahaan pada investasi pada aset.
Di dalam artikel ini tidak akan membahas risiko kredit saja, melainkan akan dibahas juga mengenai risiko kerusakan properti, risiko regulasi hukum, risiko tingkat suku bunga.
Profil Perusahaan
Logo Perusahaan Telkom Indonesia |
TELKOM, perusahaan yang mayoritas sahamnya dimiliki pemerintah, merupakan perusahaan penyedia layanan telepon tidak bergerak terkemuka di Indonesia. Sementara itu, anak perusahaan yang mayoritas sahamnya dikuasai TELKOM, PT Telekomunikasi Seluler (“Telkomsel”), merupakan perusahaan operator layanan telepon seluler yang terbesar di Indonesia. TELKOM menyediakan beragam layanan telekomunikasi lainnya, termasuk interkoneksi, jaringan, data, internet, serta layanan terkait lainnya. Tujuannya adalah untuk memberikan layanan jaringan telekomunikasi yang handal serta layanan
telekomunikasi dan informasi berkualitas tinggi.
Pada tanggal 14 Nopember 1995, Pemerintah melakukan penjualan saham TELKOM melalui penawaran saham perdana (Initial Public Offering) di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (keduanya telah melebur menjadi Bursa Efek Indonesia pada bulan Desember 2007). Saham TELKOM juga tercatat di NYSE dan LSE dalam bentuk American Depositary Shares (“ADS”) dan ditawarkan pada publik di Bursa Efek Tokyo dalam bentuk Public Offering Without Listing. TELKOM saat ini merupakan salah satu perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia, dengan nilai kapitalisasi diperkirakan mencapai sekitar Rp190.512,0 miliar per 31 Desember 2009. Pemerintah memiliki hak 52,47% dari keseluruhan saham TELKOM yang dikeluarkan dan beredar. Pemerintah juga memegang saham Dwiwarna TELKOM, yang memiliki hak suara khusus dan hak veto atas hal-hal tertentu.
Sampai dengan 31 Desember 2009, sebagian besar dari saham biasa TELKOM dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia dan sisanya dimiliki oleh pemegang saham publik. Saham TELKOM diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (“BEI”), New York Stock Exchange (“NYSE”), London Stock Exchange
(“LSE”) dan Tokyo Stock Exchange (tanpa tercatat). Harga saham TELKOM di BEI pada akhir Desember 2009 adalah Rp9.450 dengan nilai kapitalisasi pasar saham TELKOM pada akhir tahun 2009 mencapai Rp190.512 miliar atau 9,43% dari kapitalisasi pasar BEI.
Visi
- Menjadi perusahaan InfoCom terkemuka di kawasan regional
Misi
- Memberikan pelayanan terbaik, berupa kemudahan, produk, dan jaringan berkulitas dengan harga kompetitif
- TELKOM akan mengelola bisnis melalui praktik-praktik terbaik dengan mengoptimalisasikan sumber daya manusia yang unggul, penggunaan teknologi yang kompetitif, serta membangun kemitraan yang saling menguntungkan dan saling mendukung secara sinergis
Tujuan
Menciptakan posisi unggul dengan
memperkokoh bisnis meningkatkan
bisnis untuk memperoleh 60% dari pendapatan industri pada tahun
2015.
Sasaran
- Upaya untuk mempertahankan tingkat pertumbuhan dan marjin laba yang berkelanjutan
- Upaya untuk menciptakan nilai tambah valuecr eation bagi segenap stakeholder
- Upaya untuk mencapai kualitas unggul (quality excellence) dari segi produk dan layanan
Risiko Kredit PT Telkom Indonesia
Risiko Kredit pada PT Telkom Indonesia terjadi ketika Perusahaan ini melakukan kontrak dengan kreditur untuk sebuah proyek tertentu atau pun pengadaan aset. Risiko yang akan timbul pada pihak kreditur tentu saja risiko gagal bayar dari PT Telkom, tetapi apakah risiko kredit yang diterima oleh PT Telkom?? Itulah yang perlu anda temukan jawabanya.. :) sedangkan pada artikel ini akan membahas tentang risiko kredit yang diterima oleh Pihak Kreditur.
Sebagai informasi tambahan, kreditor PT Telkom mencapai 222 jumlahnya. 179 Kreditor berhak atas uang tagihan dari PT Telkom senilai total 14 Triliun, sedangkan 46 Kreditor berhak atas uang tagihan dari PT Telkom sebesar total 315 Triliun.
Diantara Kreditornya adalah PT Bank Mandiri, PT BCA, AB Svensk Export Kredit, dll
Sebagai informasi tambahan, kreditor PT Telkom mencapai 222 jumlahnya. 179 Kreditor berhak atas uang tagihan dari PT Telkom senilai total 14 Triliun, sedangkan 46 Kreditor berhak atas uang tagihan dari PT Telkom sebesar total 315 Triliun.
Diantara Kreditornya adalah PT Bank Mandiri, PT BCA, AB Svensk Export Kredit, dll
Ruang lingkup risiko kredit tidak dapat dipisahkan secara jelas dan tegas dengan jenis risiko lainnya (risiko operasional, risiko pasar dan risiko likuiditas) dan keempat jenis risiko ini saling terkait. Risiko kredit dapat timbul dikarenakan telah terjadinya risiko pasar terlebih dahulu. Sebagai contoh, nilai kredit nasabah menjadi sangat besar, dikarenakan kredit diberikan dalam dominasi valas dan nilai tukar Rupiah melemah. Risiko kredit dapat timbul dikarenakan telah terjadinya risiko operasional terlebih dahulu., petugas Bank telah lalai dalam melaksanakan tranksasi jaminan dan pengikatannya.
Untuk lebih teliti dalam memberikan kredit, pihak kreditur mesti memeriksa / menilai kelayakan PT Telkom di dalam menerima kontrak kredit. Dalam Pengukuran Risiko Kredit, kita membagi ke dalam penilaian risiko
kredit secara kualitatif, dan penilaian risiko kredit secara kuantitatif.
Penilaian Risiko Kredit secara Kualitatif
Penggunaan penilaian kualitatif risiko kredit berdasarkan 3R dan 5C adalah sebuah usaha pendekatan untuk mendapatkan nilai pengukuran risiko kredit yang di alami oleh perusahaan.
Secara sederhana dapat kita simpulkan bahwa penilaian secara kualitatif ini di dasarkan pada pencitraan terhadap perusahaan di dalam hal ini PT. Telkom dalam perspektif 3R ataupun 5C.
Pedoman 3R
- Return (pendapatan) yaitu menilai apakah PT.Telkom mempunyai pendapatan yang memadai dalam mencukupi atau melunasi hutang dan bunganya.
- Repayment Capacity (kemampuan mengembalikan pinjaman) yaitu menilai apakah PT. Telkom mempunyai kapasitas/kemampuan dalam mengembalikan pinjaman dan bunganya pada saat jatuh tempo.
- Risk-bearing Ability yaitu menilai kemampuan PT. Telkom dalam menanggung risiko kegagalan atau ketidakpastian yang berkaitan dengan penggunaan kredit.
Pedoman 5C
- Character yaitu penilaian kualitatif atas kemauan peminjam untuk memenuhi kewajiban hutangnya dan bunganya.
- Capacity yaitu penilaian kualitatif atas peminjam untuk melunasi kewajiban hutangnya melalu pengelolaan perusahaannya dengan efektif dan efisien.
- Capital yaitu penilaian kualitatif posisi keuangan perusahaan (peminjam) secara keseluruhan.
- Collateral yaitu penilaian kualitatif aset yang dijaminkan (dijadikan agunan) untuk suatu pinjaman.
- Condition yaitu penilaian kualitatif tentang sejauh mana kondisi perekonomian akan mempengaruhi kemampuan mengembalikan pinjaman.
Adapun Penilaian Risiko Kredit secara kuantitatif, yaitu
- Model Scoring Kredit,
- RAROC,
- Yield Income,
- Mortality Rate,
- Credit Metrics,
- dan kerangka opsi.
Model Skoring Kredit
Model Diskriminan Altman
Analisis diskriminan pada dasarnya ingin melihat
apakah suatu perusahaan sebaiknya dimasukkan ke dalam kategori tertentu.
Sebagai contoh, misalkan kita mempunyai dua kategori yaitu perusahaan yang
mengalami kegagalan bayar dan yang tidak mengalami kegagalan bayar. Yang
pertama kali dilakukan adalah mengestimasi persamaan diskriminan, yaitu dengan
menggunakan variabel dependen (tidak bebas) yang bersifat kategori, yaitu gagal
bayar dan tidak gagal bayar, dan menggunakan rasio-rasio keuangan sebagai
variabel tidak bebas.
Persamaan model diskriminan altman dijabarkan sebagai
berikut:
Z = 1,2 X1 + 1,4 X2 +
3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5
Dimana: X1 = modal kerja /
total aset
X2 = laba yang ditahan / total aset
X3 = laba sebelum bunga dan pajak / total aset
X4 = nilai pasar saham / nilai buku saham
X5 = penjualan / total aset
Perhitungan dengan Model Diskriminan Altman |
Perhitungan nilai Z PT Telkom dengan menggunakan model diskriminan sebagai berikut:
Z = 1,2 (0,17) + 1,4 (0,37) + 3,3 (0,25) + 0,6 (31,16) + 1,0 (0,66)
= 0,204 + 0,518 + 0,825 + 18,696 + 0,66
= 20,903
Dari hasil perhitungan nilai Z diatas, PT Telkom memiliki nilai Z
sebesar 20,903 dimana nilai ini lebih besar dari batas tidak bangkrut yaitu
2,99. Hal ini mencerminkan bahwa perusahaan memiliki Risiko bangkrut yang
sangat kecil, bahkan nyaris tidak ada karena nilai Z PT Telkom terpaut jauh
dengan batas tidak bangkrut Model Diskriminan Altman berdasarkan nilai pasar.
Artinya kinerja keuangan PT Telkom selama tahun 2009 cukup bagus dan PT Telkom
mampu meyakinkan para investor mengenai risiko gagal bayar yang nyaris tidak
ada atau sangat kecil sekali.
Tidak dapat dipungkiri
bahwasannya setiap usaha mengandung risiko yang kadang tidak sedikit. Dalam hal
ini, PT Telkom, Tbk juga memiliki risiko kerusakan properti atas properti/aset
mereka. Karena PT Telkom, Tbk bergerak dalam bidang layanan jaringan informasi
dan telekomunikasi, maka risiko kerusakan properti lebih dititikberatkan pada
risiko kerusakan infrastruktur jaringannya karena apabila ada satu kerusakan
saja yang terjadi, maka akan mengakibatkan menurunnya kualitas dan kepuasan
pelanggan terhadap PT Telkom, Tbk dan hal tersebut juga akan berdampak pada
profitabilitas perusahaan.
Risiko ini akan muncul akibat sistem dan teknologi informasi (hardware, software, network, orang dan proses) yang tidak efektif untuk mendukung kebutuhan informasi saat ini dan yang akan datang secara efisien. Macam-macam risiko kerusakan properti yang mungkin dihadapi oleh manajemen disajikan dalam tabel berikut.
Risiko ini akan muncul akibat sistem dan teknologi informasi (hardware, software, network, orang dan proses) yang tidak efektif untuk mendukung kebutuhan informasi saat ini dan yang akan datang secara efisien. Macam-macam risiko kerusakan properti yang mungkin dihadapi oleh manajemen disajikan dalam tabel berikut.
Risiko
|
Dampak
|
Kurang baiknya
manajemen operasional, jaringan, dan sistem database
|
Besar
|
Kurang baiknya
kualitas jaringan atau teknologi yang sudah usang
|
Sangat Besar
|
Kurangnya perawatan
atau lalai dalam mengelola infrastuktur jaringannya
|
Besar
|
Kerusakan pada
infrastruktur jaringan yang disebabkan bencana alam atau kejadian tidak
terduga lainnya
|
Sangat Besar
|
Hilangnya beberapa
infrastruktur jaringan karena pencurian
|
Sangat Besar
|
Jangka waktu operasi
satelit yang terbatas
|
Besar
|
Ledakan permintaan
yang berlebihan sehingga mengakibatkan sistem cepat error dan rusak
|
Besar
|
Penjelasan :
Risiko pertama,
terdapat beberapa risiko kerusakan properti yang mungkin akan dihadapi oleh PT
Telkom, Tbk seperti tampak pada tabel diatas. Dimulai dari kurang baiknya
manajemen operasional, jaringan, dan sistem database yang memiliki dampak besar
bagi kinerja layanan perusahaan karena apabila tata pengelolaan manajemen
operasional, jaringan, dan sistem database kurang baik, maka akan mengakibatkan
pelayanan yang diberikan menjadi kurang maksimal. Jika infrastruktur jaringan
tidak dikelola dengan baik, lama-kelamaan hal tersebut akan mengakibatkan
beberapa infrastruktur ada yang error atau mungkin rusak sehingga akan
membutuhkan biaya yang cukup besar untuk memperbaikinya. Namun, risiko ini
masih bisa dihindari asalkan ada manajemen operasional, jaringan, dan database
yang baik.
Risiko kedua, kurang
baiknya kualitas jaringan atau ada teknologi yang usang memiliki dampak yang
sangat besar bagi kinerja layanan perusahaan. Kurang baiknya kualitas jaringan
bisa disebabkan karena manajemen pengelolaan jaringan dan sistem database yang
buruk atau teknologinya yang sudah ketinggalan jaman sehingga berdampak pada
layanan perusahaan secara keseluruhan karena PT Telkom bergerak dalam bidang
jasa informasi dan telekomunikasi sehingga selalu dituntut untuk menjaga
kualitas jaringannya. Risiko ini dapat dihindari dengan cara selalu melakukan
perawatan/penggantian berkala pada infrastruktur jaringannya untuk menjaga
kualitasnya.
Risiko ketiga,
seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kurangnya perawatan pada
infrastruktur jaringannya atau lalai dalam mengelola infrastruktur jaringan
dapat menyebabkan infrastruktur tersebut cepat rusak sehingga layanan
komunikasi dan informasi menjadi tidak optimal. Risiko ini dapat dihindari
dengan melakukan perawatan berkala dan selalu bersikap hati-hati dan waspada
supaya tidak lalai untuk mencegah kerusakan pada infrastruktur jaringannya.
Risiko keempat, risiko
kerusakan yang disebabkan karena bencana alam atau kejadian tidak terduga
lainnya seperti sabotase, terorisme, atau aksi demo massa yang mengakibatkan
kerusakan pada infrastruktur jaringan tidak mudah untuk diprediksi. Namun, hal
ini dapat diantisipasi dengan menyiapkan infrastruktur cadangan atau dana
cadangan untuk kerusakan tersebut. Risiko ini memiliki dampak yang sangat besar
karena PT Telkom tidak dapat memprediksi bencana alam atau kejadian tak terduga
seperti apa yang akan menyebabkan gangguan/kerusakan pada infrastrukturnya.
Terlebih lagi jika manajemen tidak menyiapkan langkah antisipasi, maka akan
menimbulkan masalah yang cukup serius bagi kinerja perusahaan tersebut.
Risiko kelima, risiko
ini juga tidak dapat diprediksi karena pencurian dapat dilakukan kapan saja
sehingga manajemen PT Telkom perlu menyiapkan langkah antisipasi guna
menghindari kerugian yang lebih besar dari risiko tersebut.
Risiko keenam, satelit
merupakan salah satu properti penting yang harus dijaga kinerja dan
kemampuannya karena satelit berfungsi sebagai jembatan penghubung komunikasi
antar wilayah di muka bumi ini. Apabila tidak ada satelit, maka mustahil
komunikasi jarak jauh dapat dilakukan. Namun, aset penting ini juga memiliki
batas usia maksimum penggunaannya sehingga manajemen perlu menyiapkan satelit
pengganti guna menjaga kualitas layanannya. Risiko ini termasuk risiko yang
dapat diprediksi sebelumnya.
Risiko ketujuh, risiko
ini sebenarnya dapat dicegah sebelumnya apabila manajemen telah menyiapkan
langkah preventif guna mengantisipasi ledakan permintaan yang tinggi akibat
gencarnya promosi.
Risiko
Regulasi dan Hukum
Risiko ini dapat
terjadi karena adanya perubahan regulasi atau hukum dari regulator atau
pemerintah yang dapat mengancam posisi kompetitif dan kemampuan perusahaan
untuk menjalankan bisnis secara efisien, demikian juga dengan kebijakan
internal perusahaan yang selalu
berubah-ubah. Termasuk di dalamnya ketidakpatuhan dalam standar industri. Macam-macam risiko regulasi dan
hukum yang mungkin dihadapi oleh manajemen disajikan dalam tabel berikut.
Risiko
|
Dampak
|
Batasan-batasan dalam
industri yang menyebabkan kehilangan peluang dan pendapatan
|
Besar
|
Perubahan regulasi
pemerintah
|
Besar
|
Kehilangan lisensi
|
Sangat Besar
|
Sengketa dalam
perjanjian kontrak
|
Besar
|
Tindakan manajemen
yang melanggar aturan
|
Besar
|
Penjelasan:
Risiko pertama, batasan-batasan
dalam industri yang menyebabkan kehilangan peluang dan pendapatan dapat
berdampak pada keuntungan yang dihasilkan dan strategi yang diterapkan akan
berubah. Risiko ini tidak dapat dihindari karena merupakan kebijakan pemerintah
dalam menentukan batasan-batasan industri sehingga manajemen harus menyiapkan
langkah antisipasinya.
Risiko kedua, perubahan
regulasi pemerintah juga merupakan risiko yang tidak bisa diprediksi. Risiko
ini memiliki dampak yang cukup besar pada kemampuan perusahaan untuk
mendapatkan keuntungan sehingga ketika risiko ini terjadi, manajemen diharapkan
untuk menyesuaikan dengan regulasi yang baru secepatnya dan sebaiknya
menyiapkan strategi cadangan untuk berjaga-jaga apabila regulasi pemerintah
berubah lagi.
Risiko ketiga, risiko
kehilangan lisensi memiliki dampak yang sangat besar pada kinerja perusahaan
secara keseluruhan. Namun, risiko ini kecil kemungkinannya terjadi karena
biasanya perusahaan akan segera mendaftarkan lisensinya begitu usaha telah
berjalan.
Risiko keempat, risiko
ini memiliki dampak yang besar bagi perusahaan. Masalah sengketa dalam
perjanjian kontrak dengan pihak lain dalam bentuk kerjasama maupun ijin
penggunaan aset/lahan untuk mendirikan tower apabila tidak segera diselesaikan,
maka akan menimbulkan masalah berkepanjangan yang bisa menyebabkan kinerja
perusahaan menurun. Risiko ini dapat dicegah apabila kedua belah pihak dalam
perjanjian saling mematuhi aturan yang ada.
Risiko kelima, tindakan
manajemen yang melanggar aturan akan menyebabkan terganggunya kinerja
perusahaan baik sebagian maupun secara keseluruhan. Risiko ini dapat dicegah
dengan selalu mematuhi peraturan yang ada dan tidak melakukan tindakan yang
dapat merugikan perusahaan.
Risiko
Perubahan Tingkat Suku Bunga
Risiko
|
Dampak
|
Pertumbuhan ekonomi
Indonesia yang dapat memengaruhi tingkat suku bunga
|
Besar
|
Kebijakan internal
perbankan tentang tingkat suku bunga
|
Besar
|
Jangka waktu yang
lama membuat perubahan tingkat suku bunga semakin sering
|
Besar
|
Timbul gap yang cukup
besar antara pendapatan bunga dan biaya bunga akibat perubahan tingkat suku
bunga
|
Besar
|
Risiko tingkat suku bunga ini merupakan risiko terkait dengan kesehatan finansial perusahaan. Adanya risiko Tingkat Suku Bunga merupakan salah satu indikasi bahwa PT. Telkom menggunakan pendanaan atas investasi dan operasionalnya dengan modal yang berasal dari luar (external capital). Dengan demikian akan merubah struktur modal dari perusahaan.
Indikasi yang dari modal yang didapatkan dari luar berupa hutang merupakan salah satu sebab berubahnya struktur modal perusahaan. Dengan struktur modal yang berubah seiring dengan bertambahnya utang perusahaan maka akan menambah biaya kebangkrutan perusahaan walaupun taxshield nya bertambah. Biaya kebangkrutan merupakan salah satu sebab perusahaan sedang mengalami financial distress.
Risiko Tingkat suku bunga ini dapat dilihat dengan mengetahui utang perusahaan dan membandingkanya dengan modal sendiri perusahaan yang terhubung dalam struktur modal. Dengan melihat perbandingan antara keduanya, maka kita bisa melihat bagaimana perusahaan tersebut mempunyai risiko perubahan tingkat suku bunga yang besar atau rendah hal itu sesuai dengan regulasi BI jika yang dipinjam adalah uang dari bank. Tetapi tidak tahu lagi jika yang dipinjam dari uang personal. Bisa saja kesepakatanya akan lain, bisa lebih menguntungkan atau malah tambah merugikan.
Makasih gan infonya, hampir sejam sy berada di halaman ini untuk baca. Walo tulisannya kecil saya tetep berusaha baca...
ReplyDeletebuat tugas ane . konsep teknologi mantap gan
ReplyDeletemantap buat tugas . hahah
ReplyDeletebagus banget tuk tambahan tugas...
ReplyDeleteGa bisa di copy yah?
ReplyDelete