Masalah pernyataan2 saya kepada hizbut tahrir, sebagian besarnya itu rujukanya dari kitab2 Hizbut Tahrir. Saya kitabnya punya semua, dan yang ngasih memang pimpinan Hizbut Tahrir. Dan saya bisa baca, ini kawan2 yang sering (ngorak2) pak kyai ini diajak diskusi, (ternyata) yang bilang gak bisa baca, repot itu. Masalah tentang Hizbut Tahrir, masalah tidak beriman kepada qodho qodar . Itu saya clear kan, pernah bertemu dengan mereka. Setahun yang lalu, sebelum Hizbut Tahrir itu dibubarkan oleh Pak Wiranto, Menkopolhukam. Beberapa bulan sebelumnya, ada kawan2 hizbut tahrir datang ke rumah. Satunya alumni yaman, pernah belajar di Yaman, alim orangnya. Satunya tidak di Timur Tengah, ada 4 orang. Sampai di rumah, mereka bilang. Pak kyai, minta tolong... (apa?) hizbut tahrir itu jangan dibeda bedakan dengan ahlus sunnah. Kan sama.. pak kyai ini beda bedakan. Lalu saya bilang, kalau memang ahlus sunnah dan hizbut tahrir itu sama, kenapa sampeyan keluar dari ahlus sunnah? dan itu ke hizbut ta