Jangan mencela demam.....
“Sakit demam itu menjauhkan setiap orang mukmin dari api neraka”. (HR. Al-Bazzar, dishohihkan Syeikh Albani dalam kitab Silsilah al Hadiits ash Shohihah no. 1821).
“Janganlah kamu mencaci-maki penyakit demam, karena sesungguhnya (dengan penyakit itu) Alloh akan menghapuskan dosa-dosa anak Adam sebagaimana tungku api menghilangkan kotoran-kotoran besi”. (HR. Muslim no. 2575).
Engkau tentu memahami dengan iman yang benar kepada Alloh Swt. bahwa setiap terjadi sesuatu tentu Alloh Maha Kuasa terhadap segala sesuatu tersebut. Termasuk pada kondisi kesehatan seseorang... ingatlah baik-baik.. Alloh Swt. yang berkuasa atas kesehatan dan kesakitan anda. Semua itu datangnya dari Alloh Swt. Ingatlah hal itu baik-baik.. bahwa tidak ada seorang yang dapat memberi manfaat kepada diri kita jika Alloh Swt. menolaknya. Dan tidak ada yang dapat menolak manfaat yang diberikan oleh Alloh Swt. kepada kita..
Berangkat bahwa tidak ada yang kebetulan di dunia ini... setiap peristiwa yang kita alami tentu semua itu atas kuasa Alloh Swt. Dengan menyadari hal ini.. kita dapat pelajaran dari penyakit demam yang kita derita. Penyakit yang seharusnya kita syukuri sebagai hal yang dapat membersihkan dosa-dosa kita.
Pelajaran tentang hal pernyataan di atas harus dilandaskan atas apa yang ada di Al Qur'an dan Al Hadits. Karena inilah kunci bagi kita tentang bagaimana kita dapat mencari ridho Alloh Swt.
Dari Abu Hurairah Rodhiyallahu’anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam menjenguk seorang laki-laki yg terserang dengan. Maka Beliau bersabda
“Bergembiralah! Karena sesungguhnya Allah berfirman
“itu adalah api-Ku yg kutimpakan kepada hamba-Ku yg berbuat dosa agar itu menjadi (pengganti) bagiannya dari api neraka”.
[HR. Ahmad dlm Al Fath ArRabbani 19/135, At-Tirmidzi/200 8, Ibnu Majah /3470, Al Hakim I/496, Al Baihaqi. Dishahihkan Al Albany dalam Shahih Al Jami' /32]
Abu Umamah Rodhiyallahu’anhu, bahwa Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda :
” demam adalah ubupan (alat peniup api) jahannam. Demam apapun yg menyerang mukmin, maka itu adalah pengganti dari bagiannya di neraka”
[HR. Ahmad dlm Al fath Ar Rabbani 17/160. Dishahihkan AlAlbany dlm Shahih Al Jami' /3188]
Dalam hadits yang diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah Rodhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah mendatangi Ummu AsSaib atau Ummu Al Musayyib.
Beliau pun bertanya
” Mengapa Engkau menggigil wahai Ummu AsSaib (atau Ummu Al Musayyib)?”
Ia menjawab “Sakit demam, smg Allah tidak memberkahinya”.
Maka Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda :
“janganlah engkau mencela demam. Karena demam menghilangkan (dosa²), kesalahan anak cucu adam (manusia) sebagaimana ubupan (alat peniup api) menghilangkan karat besi.”
[HR. Muslim/2575 dan Ibnu Majah/3469. Hadits brdasar lafazh Muslim]
Jadi kita berlatih untuk sabar dalam menghadapi segala sesuatu dalam kehidupan kita.. termasuk sakit yang kita derita.. termasuk kesedihan yang menghinggapi..hati kita. Bukankah kita telah mendengar bahwa orang yang paling mulia di antara kita adalah orang yang paling bertakwa. Orang yang senantiasa menghadapi sesuatu untuk mencari Ridho Alloh Swt. Itulah tujuan hidupnya.. beribadah kepada Alloh untuk mencari keridhoan Alloh Swt. sesuai dengan petunjuk Alloh Swt.
Termasuk dalam menyikapi sakit/ penyakit yang kita derita. Ingatlah.. bahwa penyakit itu datangnya dari Alloh Swt.
Sakit menjadi jalan penghapus dosa
Rasululloh shallallahu alaihi wa sallam, dimana beliau bersabda“Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya, melainkan ALLAH akan mengugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti pohon yang mengugurkan daun-daunnya”.(HR. Bukhari no. 5660 dan Muslim no. 2571).
“Tidaklah seseorang muslim ditimpa keletihan, penyakit, kesusahan, kesedihan, gangguan, kegundah-gulanan hingga duri yang menusuknya, melainkan ALLAH akan menghapuskan sebagian dari kesalahan-kesalahannya”. (HR. Bukhari no. 5641).
“Tidaklah menimpa seorang mukmin rasa sakit yang terus menerus, kepayahan, penyakit, dan juga kesedihan, bahkan sampai kesusahan yang menyusahkannya, melainkan akan dihapuskan dengan dosa-dosanya”. (HR. Muslim no. 2573).
“Bencana senantiasa menimpa orang mukmin dan mukminah pada dirinya, anaknya dan hartanya, sehingga ia berjumpa dengan ALLAH dalam keadaan tidak ada kesalahan pada dirinya”.(HR. Tirmidzi no. 2399, Ahmad II/450, Al-Hakim I/346 dan IV/314, Ibnu Hibban no. 697, dishohihkan Syeikh Albani dalam kitab Mawaaridizh Zham-aan no. 576).
“Sesungguhnya Alloh Swt. benar-benar akan menguji hamba-NYA dengan penyakit, sehingga ia menghapuskan setiap dosa darinya”.(HR. Al-Hakim I/348, dishohihkan Syeikh Albani dalam kitab Shohih Jami’is Shoghir no.1870).
“Tidaklah seorang muslim tertusuk duri atau yang lebih dari itu, melainkan ditetapkan baginya dengan sebab itu satu derajat dan dihapuskan pula satu kesalahan darinya”. (HR. Muslim no. 2572).
Anjuran untuk Berobat
Kita sering salah dalam menyikapi obat. Ingatlah.. bahwa obat itu tidak bisa membawa manfaat melainkan dengan izin Alloh Swt. Maka.. ketika anda tidak urung juga sembuh...dengan obat.. maka engkau mesti memahami hal itu.. bahwa Alloh Berkuasa atas segala sesuatu.. termasuk pada perihal obat yang kita konsumsi.
Rasulullah shallalllahu alaihi wa sallam bersabda : “Alloh tidak menurunkan penyakit melainkan pasti menurunkan obatnya”. (HR. Bukhari no. 5678). Dan yang perlu diperhatikan dalam berobat ini adalah menghindarkan dari cara-cara yang dilarang agama seperti mendatangi dukun, paranormal, ‘orang pintar’, dan sebangsanya yang acapkali dikemas dengan label ‘pengobatan alternatif’. Selain itu dalam berobat juga tidak diperbolehkan memakai benda-benda yang haram seperti darah, khamr, bangkai dan sebagainya karena telah ada larangannya dari Rasulullah shallalllahu alaihi wa sallam yang bersabda :
“Sesungguhnya Alloh menciptakan penyakit dan obatnya, maka berobatlah dan janganlah berobat dengan yang haram”. (HR. Ad Daulabi dalam al-Kuna, dihasankan oleh Syeikh Albani dalam kitab Silsilah al Hadiits ash- Shohihah no. 1633).
“Sesungguhnya Alloh tidak menjadikan kesembuhan kalian pada apa-apa yang haram”.(HR. Abu Ya’la dan Ibnu Hibban no. 1397. Dihasankan oleh Syeikh Albani dalam kitab Mawaaridizh Zham-aan no. 1172).
“Sesungguhnya Alloh tidak menjadikan kesembuhan penyakit kalian pada apa-apa yang diharamkan atas kalian”. (HR. Bukhari, di-maushulkan ath-Thabrani dalam Mu’jam al Kabiir, berkata Ibnu Hajar : ‘sanadnya shohih’, Fathul Baari : X/78-79).
Bersabar menghadapi ujian yang berupa sakit yang kita derita
Ingatlah bahwa kita itu akan mendapatkan keberkahan, dan petunjuk dari Alloh Swt. jika kita mau bersabar menghadapi segala bentuk ujian dengan mengerti bahwa segala sesuatu itu dari Alloh dan kembali kepada Alloh. Untuk menyelesaikan suatu masalah yang sulit.. ingat.. bahwa segala sesuatu itu dari Alloh Swt. dan ingatlah pula.. dan kepada Alloh lah.. segala sesuatu dikembalikan. Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
“Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan ‘Inna lillaahi wa innaa ilaihi roji’uun’. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk ”. (QS. Al-Baqaroh : 155-157).
Dalam beberapa hadis Qudsi Alloj Azza wa Jalla berfirman :“Wahai anak Adam, jika engkau sabar dan mencari keridhoan pada saat musibah yang pertama, maka AKU tidak meridhoi pahalamu melainkan surga”.(HR. Ibnu Majah no.1597, dihasankan oleh Syeikh Albani dalam Shohih Ibnu Majah : I/266).Maksud hadis diatas yakni apabila seorang hamba ridho dengan musibah yang menimpanya maka Alloh ridho memberikan pahala kepadanya dengan surga.
“Jika anak seorang hamba meninggal dunia, maka Alloh akan berkata kepada malaikat-NYA : ‘Apakah kalian telah mencabut nyawa anak hamba-KU..?. Para Malaikat menjawab : ‘Ya, benar’. Lalu DIA bertanya lagi : ‘Apakah kalian mengambil buah hatinya..?’. Malaikat menjawab : ‘Ya’. Kemudian DIA berkata : ‘Apa yang dikatakan oleh hamba-KU itu..?’. Malaikat menjawab ‘Ia memanjatkan pujian kepada-MU dan mengucapkan kalimat istirja’ (Inna lillaahi wa innaa ilaihi roji’un). ALLAH Azza wa Jalla berfirman : ‘Bangunkan untuk hamba-KU sebuah rumah di surga dan namai dengan (nama) Baitul Hamd (rumah pujian)’.” (HR Tirmidzi no.1021, dihasankan Syeikh Albani dalam Shohih Sunan Tirmidzi no. 814)
“Tidaklah ada suatu balasan (yang lebih pantas) di sisi-Ku bagi hamba-Ku yang beriman jika Aku telah mencabut nyawa kesayangannya dari penduduk dunia kemudian ia bersabar atas kehilangan orang kesayangannya itu melainkan surga”. (HR. Bukhari).
“Alloh Yang Maha Mulia dan Maha Agung berfirman : ‘Jika Aku menguji hamba-KU dengan dua hal yang dicintainya (yakni menjadikan seorang hamba kehilangan dua penglihatannya/buta) lalu ia bersabar maka AKU akan menggantikan keduanya dengan surga”. (HR. Bukhari).
Rasulullah shollallahu alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya besarnya pahala itu tergantung besarnya ujian. Dan sesungguhnya jika ALLAH menyukai suatu kaum, maka DIA akan menguji mereka. Barangsiapa yang ridho maka baginya keridhoan, dan barangsiapa yang murka maka baginya kemurkaan”. (HR. Tirmidzi no. 2396, Ibnu Majah no. 4031, dihasankan Syeikh Albani dalam Shohih Sunan Tirmidzi II/286).
Comments
Post a Comment