Hubungan Tawakkal dan Usaha |
Tawakkal kepada Alloh Swt. tidak berarti bahwa manusia harus bertopang dagu berpeluk tangan, enggan berusaha dan malas bekerja. Tawakkal yang sebenarnya ialah disertai dengan melipatkan (menyingsingkan) lengan baju dan memeras tenaga, berusaha mencari maksud dan cita-cita melalui jalan-jalan dan cara-cara yang betul dan sepatutnya dilalui.
Manusia menurut fitrahnya dan menurut perintah Alloh harus berikhtiar dan bekerja untuk kelangsungan hidupnya dengan menggunakan segala tenaga dan upaya yang telah diciptakan oleh Alloh untuk hamba-Nya dan makhluk-Nya yang termulia di atas bumi ini.
Meninggalkan usaha dan ikhtiar dengan alasan tawakkal kepada Alloh adalah keliru dan bertentangan dengan fithrah manusia dan hukum alam serta menyimpang dari perintah Alloh dan Rosul-Nya.
Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Alloh) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (Qs. Al Baqoroh: 267)
Alloh tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Qs. Al Baqoroh: 286)
agar Allah memberi pembalasan kepada tiap-tiap orang terhadap apa yang ia usahakan. Sesungguhnya Allah Maha cepat hisab-Nya. (Qs. Ibrahim: 51)
Demikianlah perintah Alloh kepada Rosul-Nya, agar mereka berusaha dan berikhtiar dengan sekuat kemampuanya, setelah itu nanti Alloh akan memberikan pertolongan-Nya kepada hamba-Nya yang tunduk dan patuh. Sesungguhnya tawakkal itu tidak akan sempurna melainkan dengan berusaha dan berikhtiar mengikut hukum Alloh Swt. dan Sunnah-Nya, setelah itu barulah bersandar kepada pertolongan Alloh Swt. dan menyerah bulat kepada-Nya
Diceritakan bahwa ada seorang pria menunggang unta hendak ke masjid. Ia bertanya kepada Rosululloh, apakah ia harus menambatkan untanya atau melepaskan bebas sambil bertawakkal. Rosululloh bersabda kepadanya, "iqilha wa tawakkal". Tambatlah ia dan bertawakallah(HR. At Tirmidzi, Al Baihaqi)
Pada suatu ketika Umar bin Khattab ra. mau menemui sekelompok orang pemalas yang enggan bekerja dan hanya duduk menganggur sambil menyerah diri kepada nasib. Umar bertanya kepada mereka "Siapakah kamu dan apa kerjamu? Mereka menjawab, "Kami adalah orang yang bertawakkal kepada Alloh". " Dusta kau!" Jawab Umar, "Karena kamu bukanlah orang-orang yang bertawakkal, orang yang sebenarnya bertawakkal ialah yang menanam bibit di sawah lalu bertawakkal kepada Alloh. Dalam kesempatan ini beliau pernah berkata. Sesungguhnya langit tidak akan menjatuhkan hujan emas. (Sayyid Sabiq, Islamuna)
Comments
Post a Comment