Salah satu sudut pandang yang bisa kita lihat dalam kehidupan ini adalah penyesalan dan impian. Hidup ini merupakan antara dua hal tersebut. Kalau boleh memberikan salah satu definisi, maka kami menuliskan Kehidupan adalah Antara Penyesalan dan Impian.
Penyesalan sering kali terkait dengan masa Lalu, sedangkan Impian seringkali terkait dengan Masa Depan. Sedangkan kehidupan ini merupakan apa yang kita alami hari ini. Oleh karena nya hidup antara penyesalan dan impian. Seperti sebelumnya pernah kami tulis dalam kesempatan lain di blog ini juga, Kita Hidup dalam 3 Hari. Salah satu penulis yang kami sukai adalah beliau Abu Faraj Ibnul Jauzi, beliau seorang ahli ilmu yang banyak sekali menuliskan buah fikiranya ke dalam buku2. Buah fikiran yang tercurahkan lewat sanad2 ( jalur periwayatan) ketika membeberkan salah satu judul bab yang akan dibahas.
Salah satunya pada buku Thibb Ruhani, yang merupakan buku yang sangat renyah untuk kita nikmati bersama karena olahan yang khas dari Ibnul Jauzi yang membeberkan tentang bagaimana kita bisa mengobati penyakit jiwa kita. Hmmm menarik bukan?
Selah satunya akan kami terjemahkan kepada kalian mengenai hal ini dalam beberapa materi di dalam blog ini. Maaf ya, jadi bicara kemana-mana, maklum, kami hanyalah penulis yang amatir untuk menyajikan tampilan yang menarik untuk di baca.
-----------
Jika Penyesalan berkaitan dengan masa lalu, maka mimpi berkaitan dengan masa yang akan datang. Larut dalam penyesalan dosa-dosa masa lalu sangatlah berguna dan berpahala. Begitu Pula bermimpi kebaikan pada masa depan. Lain halnya, jika penyesalan itu berkaitan dengan sesuatu yang melalaikan di dunia ini yang sudah tidak mungkin di rahih kembali. Hal itu akan menorehkan kesedihan yang bertumpuk tumpuk, sebagaimana telah disinggung pada bab terdahulu , yaitu Bab 18. Terlampau bersedih atau diluar batas kewajaran. Penyesalan timbul karena hilangnya sesuatu yang kita cintai. Semakin banyak yang kita cintai, semakin banyak pula penyesalan yang terjadi. Sebaliknya, semakin sedikit yang kita cintai, semakin sedikit pula kenangan yang terjadi. Karena itu, jauhkan diri dari sumber timbulnya penyesalan ini.
Jika ada yang mengatakan kalau aku tidak mendapatkan seorang kekasih, aku akan menyesal dan sedih sekali. Benar tetapi penyesalan karena tidak mempunyai kekasih tak seperti penyesalan karena kehilangan kekasih. Bukankah kehilangan anak jauh lebih menyedihkan dibanding tidak mempunyai anak?
Ketika kecintaan dan kesenangan seseorang terhadap sesuatu berlangsung lama, maka hal itu akan membekas di lubuk hatinya. Jika ia harus kehilangan sesuatu itu, kesedihanya sebenarnya seberapa lama dibandingkan dengan kesenangan yang sudah ia nikmati sebelumnya. Karena ini adalah sesuatu yang dicintai pastilah sesuatu yang selaras dengan kehendak jiwanya. Nikmatnya sehat, misalnya tidak dirasakan oleh jiwa jika sehat itu tidak ada. Jiwa akan terus menderita sebelum mendapatkan ganti yang memuaskan. Seolah apa yang ia cintai itu wajib menjadi miliknya. Karena itu orang yang berakal sehat mencintai banyak hal, sebab tahu itu hanya membuahkan impian yang tidak menyenakngkan.
Langkah pertama mengobati penyakit ini adalah memantapkan keimanan terhadap takdir Alloh yang salah satu wujudnya adalah apa yang menimpa dirinya itu. Ia juga harus sadar bahwa dunia diciptakan Alloh dengan wajah muram.
- Yang kokoh akan runtuh,
- yang berkumpul akan berpisah,
- yang bersatu akan bercerai.
Barangsiapa menginginkan keabadian pada sesuatu yang mustahil abadi, sama dengan menginginkan keberadaan sesuatu yang tidak mungkin ada. Mestinya, ia tidak mengharapkan sesuatu yang mustahil bisa terjadi dalam kehidupan dunia ini. Sebagaimana diungkapkan pada sebuah syair.
Langkah selanjutnya adalah merenungi musibah orang lain sehingga musibah diri akan terasa kecil dan ringan. Seorang pemanggul yang sangat bersemangat tidak akan mempedulikan beban yang berat. Ia akan terus melangkah mantap sampai akhirnya bisa menguasai diri dan beban itu terasa ringan.
Comments
Post a Comment