Bismillahirrohmanirrohim
Alhamdulillahi robbil alamin
wash sholatu was ssalaamu 'ala asyrofil anbiyaa i wal mursalin
Sayyidina Muhammadin wa 'ala alihi wa ash habihi ajma'in.
Amma Ba'du
Shohibul bait, yang saya muliakan, bapak Kyai Haji wahid mahfudz, bapak kyai haji wahid mahfudz sekeluarga besar, badal thoriqoh nakhshobandiyah kholidiyah, bapak kyai haji Yusuf Sholahuddin, yang kita muliakan, bapak Kyai Haji said aqil siroj, ketua umum PBNU, poro kyai yang tidak saya sebutkan satu per satu. Para habaib, tokoh masyarakat, wa bil khushus bupati kebumen,yang saya muliakan. Hadirin dan hadirot yang berbahagia, setelah membacakan al quran, sudah qosidah, sekarang giliranya tausiyah. Saya gak panjang2 karena mau diteruskan oleh bapak kyai haji said aqil siroj. Paling tidak ya dua jam lah.
Malam hari ini kita memperingati haul, seorang ulama yang ke 29, haul diartikan memperingati kepergian seseorang. Kenapa kita peringati? karena kita disini berkeyakinan penuh, bahwa antara orang yang sudah pergi meninggalkan kita, masih tetap ada hubungan jalinan di antara kita. Hubungan itu tidak terputus, berbeda dengan sebagian teman2 kita. Yang mengatakan bahwa kalau orang itu sudah meninggal, sudah selesai. Putus hubungan, gak ada urusan lagi. Sudah masuk tanah, sudah selesai. Ini pendapat perlu kita luruskan, betul...? Hati2 itu.. Ayat 42 Surat Az Zumar, Alloh Swt berfirman.
الله يتوفى الأنفس حين موتها والتي لم تمت في منامها فيمسك التي قضى عليها الموت ويرسل الأخرى إلى أجل مسمى إن في ذلك لآيات لقوم يتفكرون
Surat Az Zumar: 42
Artinya Alloh yang mematikan jiwa itu, ketika Alloh kehendaki mati. Ketika tidak dikehendaki mati, itulah yang berada pada posisi sedang tidur. Kalau Alloh kehendaki mati, Alloh tahan ruh itu, tapi kalau Alloh belum kehendaki mati, dikirimkan sampai batas waktu tertentu. Sesungguhnya bagi yang demikian itu sebagai pertanda kebesaran dan keagungan Alloh bagi kaum yang berfikir.
Ayat ini bercerita, mati dan tidur, mati dan tidur itu beda2 tipis. Kalau orang yang tidur itu matinya sementara, tapi kalau orang yang mati berarti dia tidur tidak bangun lagi. Sampai sekarang tidak ada seorang ilmuwan yang menemukan maa huwal maut. Apa itu mati?? Macam2 definisi diberikan, saya baca mungkin ada 17 lebih definisi itu, ada yang mengatakan
- berhentinya denyut nadi
- tidak berfungsinya pembuluh darah
- sampai ada yang mengatakan tidak berfungsinya batang otak ini
Kisah mati Suri
Sampai berapa lama batang otak ini tidak berfungsi (bisa) dikatakan mati. Sampai sekarang pun belum ditemukan. Konggres ini terakhir, tahun 1995, mengatakan bahwa orang itu dikatakan mati apabila, batang otaknya tidak berfungsi, 20 jam. Saya bantah itu, saya sudah bertemu dengan orang yang tidak berfungsi batang otaknya 26 jam. Itu yang kemudian dikatakan mati suri. Namanya haji abdul ghoni, sudah dimandikan, dikafani, dibawa dia ke pemakaman, anaknya sudah menunggu tiga orang menunggu jenazah, ternyata kerandanya goyang, bergerak. Yang ada disitu, ditabrak, ada yang patah ada yang pokoknya mau slamet dia. Sementara yang dibawah nunggu, mana ini kok gak muncul2. Ada seseorang dia katakan, karena dia gemuk gak bisa lari. Dia beranikan diri dia buka keranda itu, dibuka semua ikatanya dibuka. Tahu2 dia berdiri duduk, goyang2 dia. Karena pocongnya dibuka, Ketika dibuka, kenapa saya disini? itu ketika dinyatakan mati jam 2 siang misalnya 4 hari ini dimakamkan. 26 Jam. Ada yang pulang ke rumah, ngasih tahu pak haji hidup lagi. Keluarga pun mengungsi, kerumah tetangganya. Ke rumah adiknya, kata orang2 karena kita sudah terbiasa mengantar jenazah kadang2 bajunya lapis dua, kain kadang diselendangkan, dibuka dikasih sama dia. Kita pulang, nanti kita pulang naik apalah. Karena tahun 1959 itu mobil jarang2 lewat. Tidak saya mau jalan kaki, mau jalan kaki dia pulang, diintip orang disana sini. Tuh pak haji yang hidup lagi, tadi sudah mati katanya. Itu yang disebut dengan mati suri, mungkin tidak terlalu aneh.
Ada temen kita dua tahun yang lalu. Dia mursyid thoriqoh juga, syadziliyah, di sulawesi selatan. Sebagai petugas haji, jatuh dia di masjidil harom. Dr tafsir dari al azhar, hamalatul quran. Jatuh sendirian, karena tidak berfungsi semua organ tubuhnya, akhirnya dibawa oleh petugas dimasukkan ke rumah sakit. Zahir, di makkah. Langsung masuk ke kamar mayat, masuk ke dalam laci itu. Biasa musim haji, seminggu itu sudah mulai dikeluarkan. ganti yang lain, antri, karena yang lain juga harus disitu. Gak ada yang mencari, gak ada yang mendatangi akhirnya diputuskan untuk dimakamkan. Hari kedelapan dikeluarkan untuk diproses dimandikan dan kemudian dimakamkan. Gak masuk akal, di kulkas, itu kan beku. Saya pernah masuk di kamar maya itu, paling dua puluh menit, mencari seseorang keluar, itu tiga jam belum hilang dinginnya. Ini delapan hari delapan malam, coba bayangkan. Ikatanya sudah mulai dibuka, duduk hamba alloh ini. Perawat kabur, lari.. lapor dia sama dokter, itu hidup2, ah kata dokter gak mungkin. iya duduk dia, cari2 kemana, dimana saya sekarang ini?? Akhirnya diambil, dikasih tindakan sama dokter dikasih infus. Di pemondokanya sudah ditahlilkan sudah diyasinkan. Keluarganya sudah ditelepon, dihubungi, sudah, kalau begitu saya relakan saja. Hari ke sembilan, sudah dimandikan, diganti baju, masih inget gak tempatnya? masih inget, dia bilang. Tinggalnya di aziziyah, tunggu, pulangnya jangan siang2, habis isya. Orang2 bubar dari sholat isya', melihat beliau datang, kabur lagi. Bapak pulang, bapak pulang, eh gak papa, saya tidak apa2, gak terima orang. Akhirnya nunggu, satu2 satu dikumpulkan sama dia. Saya tidak meninggal, saya hanya sementara meninggalnya. Namanya mati suri, ada tiga jenis kematian,
- mati secara medis
- mati secara klinis
- mati secara yuridis
Maka kematian itu adalah rahasianya Alloh, rahasianya Alloh, pertanyaanya, apakah waktu ketika datang ajalnya. Karena al quran ketika berbicara al quran, menggunakan kata al maut, menggunakan kata2 wafat, dan menggunakan kata2 ajal. Apakah itu tidak diinformasikan oleh Alloh kepada hambanya? Artinya tidak ada yang tahu dengan kematian itu. Para auliya, para salafunaa sholihun, mendapatkan informasi itu, tapi kalau mereka informasikan itu kepada kita tentang kematian, kita pun tidak percaya. Baru kalau sudah meninggal, baru... memang tadi dia ngomong... Termasuk ayahandanya habib syaikh.
Habib Abdul qodir as segaf, Habib abdul qodir bilang, pada hari jum'at. Hari jum'at pagi, dia bilang sama anak2nya, siapkan baju gamis yang bersih, untuk apa? sholat jum'at. Nanti sehabis sholat jum'at, saya gak pulang lagi, ributlah anak2nya.. gak pulang kemana bah??? gak pulang lagi saya.
Pergi sholat jum'at, di masjid jami', begitu mau sholat, karena dia imam, dia bilang sama ustadz Najib, keponakan dia, najib, nanti kalau saya gak bangun, kamu yang gantikan, Ustadz Najib gak ngerti, gantiin apa? gak ngeh dia, begitu sujud terakhir sholat jum'at, Allohu akbar..... ustadz najib inget.... Allohu Akbar, diambil alih sama ustadz Najib, tasyahud, assalamu'alaikum warohmatulloh, digoyangkan, sudah dipanggil oleh Alloh Swt. Rahasia diberikan kepada hambanya... tapi kita gak percaya.
Ndak usah jauh2, kyai siroj, ini mantunya ini. Kyai siroj, waktu mau meninggal, habib tahu ya? Eh... mantunya gak tahu, saya yang tahu. Kyai Siroj, ketika sudah di operasi di jeddah, gak sukses operasinya, karena ada tumor di balik liver itu, pulang, ini bunyai nya yang cerita sama saya, karena pada waktu itu saya pulang liburan. Dia bilang waktu itu sama istrinya, sama bunyai, tolong siapkan saya baju yang bersih, yang putih, tempat tidur tolong dihadapkan kiblat, saya mau mandi dulu, mau sholat, nanti ada ? kata bu nyai, nanti ada tamu yang datang menjembut saya. Ah.. kata bu nyai, jangan macam2. Biasalah kan, endak.. betul, ada tamu yang akan menjemput saya, sudah mandi, sholat beliau, dua rokaat, beliau berbaring di tempat tidurnya yang sudah dihadapkan kiblat.
Beliau bilang sama bu nyai, panggil anak2 semua, disampaikanlah wasiat, nah tamunya sudah datang, tanya sama bu nyai mahmudah nanti, sama istrinya. Nah tamunya sudah datang, saya harus pergi,
asyhadu an laa ilaaha illalloh, wa asyhadu anna muhammadarrosululloh, sedakep sendiri, pergi, senyum.
Yang melihatnya yang nangis, itulah yang dikatakan oleh Rosululloh Saw. marwah imam al muslim.
Inna ruha idza qubidho, tabi'ahul bashor.
Ruh ketika dicabut, mata terus mengikuti kepergianya.Al Imam An Nawawi Rohimahulloh, tokoh kita syafi'iyah yang wafat 676H, ketika mensyarahkan hadits itu dalam shohih muslim, beliau katakan, orang mukmin, diperlihatkan oleh Alloh, tempat yang akan dihuninya nanti. Singgasananya disana, istananya disana, maka ketika ruhnya pergi, dilihat kepergianya dan senyum. Seneng, bahwa dia akan mendapatkan tempat yang begitu indah disana. Sayyidina Ali ketika ditanya tentang tafsir surat 42 yang kita bacakan tadi, beliau katakan,
inna arwahal amwaati, wal ahyai taltaqi fi manamihaa, fa tata'arrofu masyaallohu laha. fa yumsiku arwahal amwat, wa yursilu arwahal ahyai ila ajsadiha
إن
أرواح الأحياء والأموات تلتقي في المنام فتتعارف ما شاء الله منها
فإذا
أراد جميعها الرجوع إلى الأجساد :
أمسك الله أرواح الأموات عنده ، وأرسل
أرواح الأحياء إلى أجسادها
Sesungguhnya kata sayyidina ali, ruh orang yang sudah meninggal, dan masih hidup, itu bisa ketemu dia di waktu tidurnya, mimpi, kalau kita masih bisa menjalin hubungan baik diantara kita dengan mereka. fa tata'arrofu masyaallohu laha, terjadi ta'aruf, komunikasi, lama sebentar, masyaallohu laha. Apa yang Alloh kehendaki, selesai, fa yumsiku arwahal amwat, ditahan arwah orang yang sudah meninggal, wa yursilu arwahal ahyai ila ajsadiha dikirimkan kembali, ruh (orang yang masih hidup) itu ke dalam jasadnya. Maka kematian itu bukan sesuatu yang mencemaskan, kematian itu bukan sesuatu yang menakutkan bagi orang2 yang beriman. Tetapi kematian itu adalah sesuatu keindahan, kematian itu adalah suatu proses, percepatan pertemuan dia dengan yang paling dicintainya. Penciptanya, Alloh Swt. Maka jangan takut mati, orang takut mati, itu pikiranya macem2, duit saya sudah banyak, kemana? siapa yang mau ngambil? rumah saya bagus, siapa yang mau mengambil? istri saya cantik, siapa yang mau menikahinya nanti. Itu yang difikirin.
Disamping orang yang sudah pergi gak pernah lapor dia apa yang terjadi disana. Nah ini yang tidak dipercayai teman2 kita itu. Hubungan itu tetap terjalin selama kita bisa menjaga hubungan itu dengan orang tua kita, dengan guru2 kita, orang2 yang bejasa dengan kita, caranya bagaimana??? Saya diajarin sama guru saya, malam2 kalau mau tidur, jangan tidur dulu, kirim fatihah dulu, kepada orang tua kita, kakek nenek kita, guru2 kita, siapa yang membesarkan kita dan memberikan ilmunya kepada kita, satu per satu sebut. Satu per satu bayangkan mereka. Kalau kita lakukan itu, berarti hubungan kita harmonis. Kapan kita mau bertemu, tawasul kita, insyaalloh bertemu. Maka pertanyaanya disini? sampaikah? apa yang kita lakukan dari orang yang masih hidup ini, kepada orang2 yang sudah meninggal. Termasuk malam hari ini haul kita. Kita doakan, kita istighfarkan, kita hadiahkan macem2. Kita yakin sampai, istighfar kita, mengangkat derajat mereka di surga. Hadits riwayat Imam Bukhori, Imam Muslim, Imam Ahmad, Imam Al Baihaqi, dari shohabat Abu Huroiroh rodhiyallohu 'anhu qol, qola Rosululloh Saw.
innar rojula la turfa'u darojatuhu fil jannah, faqolla anna lii hadza? qola bistighfari waladika laka.
Seseorang itu akan diangkat derajatnya di surga, orang tua itu terus mengatakan, darimana ini? kok aku naik lagi kelasku? bertambah tinggi tingkatanku? dijawab bistighfari waladika laka. Ini adalah dengan sebab anak mu untuk mu. Itulah awaladin sholihin yad'ulah. Maka kita yakini, apa yang kita kerjakan, dan kita niatkan pahalanya untuk orang2 yang sudah mendahului kita, yakin sampai. Kawan2 yang tidak percaya itu, tidak amanah ilmiyah ( tidak ada amanah ilmiyahnya). Kalau ada amanah ilmiyah nya, dia sama bersama kita. Siapa yang sering ditokohkan? yang sering ditokohkan adalah syaikhul islam ibnu taimiyah, yang wafat 728H, muridnya Ibnul Qoyyim Al Jauziyah yang wafat 751H. Kedua mereka mengatakan sampai,
man za'ama anna 'amala ghoiri layan'u lil mayyiti, fahuwa bathilun ijma'an. Itu ucapanya ibnu taimiyah itu, siapa? yang mengatakan bahwa amal orang yang masih hidup, amal orang lain gak sampai kepada orang yang sudah meninggal... itu adalah pendapat yang keliru, menyalahi konsensusnya para ulama. Wa dzalika min wujuh. Ada 21 alasan, kenapa sampai itu...
Makanya temen2 kita itu baca dulu, jangan terus main vonis. Haul begini dikaakan bid'ah. Dimana bid'ahnya dimana? Dari tadi ada yang bid'ah?
- baca quran,
- khotaman
- sholawat
- taushiyah
mana yang bid'ahnya mana? Itu hanya suudzon saja, suudzon, tolong hadir disini, tunjukkan mana yang bid'ah itu tunjukkan disini, yang bertentangan dengan agama itu yang mana? dan jujur secara ilmiyah, baca yang gitu itu. Karena yang begini ini gak menguntungkan mereka, maka disimpen. Dalam dunia ilmiyah gak boleh begitu (kita harus) jujur kita, jujur kita. Nah inilah kalau kita kaitkan dengan akhlaqnya junjungan Nabi Muhammad Saw, ketika Alloh berfirman, wa innaka la'alaa khuluqil adzim. Disitu disebut oleh paa ahli tafsir, wa kaana min khuluqihi Shollallohu 'alaihi wa sallam, al ilmu wal hilmu, wa syiddatul hayaa, wa kasrotul 'ibadati wa syaqoo, wash shobru wasy syukur, wa tawadhou waz zuhud, wa rohmatu wa syafaqoh, wa khusnul mu'asyarati, wal adab, wa ghoiru dzalika minal hisholi aliyah, wal akhlaqil mardhiyah.
Akhlaknya apa Rosululloh? mengedepankan ilmu, supaya jangan sesat. Kita menuntut ilmu untuk menyelamatkan kita dari kesesatan dan kesalahan. Supaya kita berada dalam kebenaran, bukan kita menuntut ilmu, untuk menyalahkan orang, memvonis orang salah, memvonis orang keliru, apalagi memvonis orang kafir, syirik, na'udzubillahi min dzalik. Ini bukan akhlaqnya Junjungan kita Nabi Besar Saw. Rosululloh selalu menjaga, lidahnya, mulutnya dijaga, tidak pernah menyalahkan shohabatnya, apapun yang dikerjakan oleh shohabatnya, maka Rosululloh disebut sebagai Ar Rosulul mu'allim.
Sayyidina Anas bin malik, Rodhiyallohu 'anhu, katanya khodimtu Rosulalloh Saw, 'asyrota siniian. Aku berkhidmah kepada Rosululloh selama 10 tahun. Tapi aku tidak pernah mendengar uffin qod, ah...gak pernah. 10 tahun, Rosululloh gak pernah mengatakan ah, gak pernah. Dan Rosululloh gak pernah mengatakan, ketika aku mengajarkan sesuatu, Rosululloh tidak pernah mengatakan lima fa'alta hadza, wa lam fa'al hadza, gak pernah. Kenapa yang ini kamu kerjakan? tidak yang itu, tidak pernah. Jadi Rosululloh gak pernah mencaci, gak pernah menjelekkan, menyalahkan. Nah ini teman kita baru baca satu buku, sudah nyalahin orang. Masyaalloh.... Dapat bukunya di terminal lagi, maka ilmu itu gurunya harus jelas dulu, kita belajar dari guru yang jelas dulu, baru ilmu kita jelas juga. Maka ulama2 kita bikin pondok pesantren, pendidikan2 agama, itu supaya jelas, gurunya jelas, ilmunya juga jelas, kalau orang timur tengah, sanadnya jelas. Ngajar apa dia? ngajar ilmu tafsir ibnu katsir, tafsir jalalain, tafsir imam ath thobari, buku hadits shohih bukhori... ada sanadnya. Dia dapatkan resmi dari gurunya, arwi hadzal kitab an syaikhi, wa syaikhi an syaikhihi, wa syaikhi an syaikhi syaikhi, sampai kepada mualifnya itu (penulis kitab). Jadi kalau gurunya jelas, ilmunya jelas. Tapi kalau gurunya gak jelas, ilmunya pun gak jelas, muridnya juga gak jelas. Dengan kata lain, gurunya liar, muridnya insyaalloh lebih liar lagi. Itu yang kita temukan sekarang. Mari kita duduk, majelis seperti ini coba duduk, dengarkan, jangan bertepuk sebelah tangan ( gak pernah berbunyi). Masing2 itu punya argumentasi, mari kita bicarakan, mencari kebenaran, diskusinya harus bersih dari yang macam2 itu. Kalau diskusi agama, hawa nafsu yang dikedepankan, Al Quran katakan dalam ayat 71 Surat Al Mukminun.
Kerusakan yang terjadi, nah malam hari ini kita doakan seorang tokoh, yang umurnya sampai 85 tahun. Orang 85 tahun itu sudah bersih putih, sudah pemutihan yang kedua. Ada hadits qudsi riwayat al hakim an naisaburi Rohimahulloh. Idza balagho abdi arb'ina sanah, 'afaituhu anil balaya ats tsalats. Al Junun, wal judzam, wal baroz. Apabila hambaku sampai umurnya 40 tahun ini yang beriman lah tentu. Aku akan bebaskan dia dari tiga bencana besar, penyakit yang besar, gila, kusta, shopa. Ulama mengatakan, bukan 40 tahun, tapi 40 - 50 tahun, dia akan dibebaskan dari itu. Wa idza balagho khomsina sanah ( 50 - 60) Alloh katakan, hasabtuhu hisaban yasiro, kalau umurnya 50, itu penyidikanya gak terlalu repot, mudah itu. Wa idza balagho sittina sannah 60-70 tahun hababtuhu al inabah, Aku tanamkan, kata Alloh kepadanya, cinta untuk bertaubat kepada Alloh Swt. Biasnya banting setir, 60 pensiun, banting setir dia, masuk majelis taklim rajin, umroh setiap hari, haji setiap tahun, nebus katanya.
Ada temen kita, dulu ghofil betul, dari sejak baligh sampai dengan pensiun, gak pernah sholat gak pernah puasa, gak pernah apa2. Duit banyak, dia sampaikan sama saya, murid saya. Dia sampaikan kepada saya, kalau ustadz pernah dengar ada istilah yahudi, saya lebih yahudi dari yahudi itu. Tapi dulu, sekarang saya sudah taubat, taubatan nasuha. Tiap bulan dia umroh dua kali, untuk apa? nebus yang dulu katanya. Karena saya nanti, 6 hari di mekah, 3 hari di madinah, pulang. Hitunglah katanya 6 hari di mekah, 6x5x100.000, sholat yang tadi tidak sholat itu.... Di madinah tiga hari, 3x5x1000. Kan satu kali sholat di masjidil harom kan 100.000. Dia tanya sama saya, bagaimana ustadza? kira2 tercover gak? yang dulu2 itu. Saya bilang, tergantung niatnya, yang namanya niat itu ada niat mau membayar gak? kalau qodho terus, dengkulnya bengkak, sampai meninggal juga 47 tahun, ndak habis2. Tapi dia ingin belajar agama yang baik. Saya sekarang betul2 kembali ya Alloh, katanya. Ustadz saya betul tobat, pokoknya saya ingin jadi orang yang benar. Maka kalau majelis kita, gak ada dia, gak rame. Karena dia bertanya apa adanya. Maka ketika ada pesawat jatuh, pesawat hercules jatuh di condet, meninggal berapa? 132 perwira, dua hari setelah itu kita pengajian. Dia bertanya, ustadz, ada apa bapak? Saya punya pertanyaan. Kemarin baru ada kelakaan, 132 orang meninggal. Dimakamkan secara masal katanya, di pemakaman pondok aren di ciputat. Saya bingung ustadz, kenapa bingung? munkar nakir sibuk banget, nanya 132. Saya bilang sama dia, begini bapak. Kan berdua, giliran lah. Mungkar duluan, capek, ayok gantiin saya. Begitu ya ustadz? iyalah. Agak percaya dikit dia. Yang kedua, kan berdua, yang satu siapkan sound systemnya, yang sau siapkan pertanyaanya. Dia tanya, apa ada sound system disana ustadz? Memang orang masih belum tahu, tapi perlu kita yakinkan.
Malaikat Munkar Nakir
Yang lebih sibuk itu, malaikal maut, sendirian. Mencabut 132 orang, coba waktunya sama lagi. Dia bingung, jadi malaikal maut itu sendirian ya? Kalau bapak, kebetulan beliau perwira polisi, kalau bapak ingin melakukan serangan, ingin datengi sendiri, serang satu2 gitu?, atau diserang dari jauh saja? Oiya.. itu yang praktis ustadz. Saya bilang, apakah malaikal maut, gak ada yang namanya timer itu? jam 2 5 menit, siapa yang meninggal? tinggal dibuka saja, klik tek, selesai. Oiya ya ustadz ya. Jadi dia belum memahami, bahwa antara kehidupan dunia dan alam barzakh itu beda. Orang yang ada di alam barzakh, kata ahli tafsir. Hayatuhum asma min hayatinaa. Kehidupan mereka itu lebih tinggi, lebih hebat dari kehidupan kita. Kalau kita lihat sababun nuzul, ayat 169, surat ali imron. Wa laa tahsabannalladzina qutilu fi sabilillah... itu kan kasusnya, orang tua daripada shohabat Jabir, yang bernama Abdulloh al Anshori, gugur dalam suatu peperangan. Sebagai seorang anak, beliau pasti memikirkan sang ayah. Duduk, termenung, ditanya sama Rosululloh, yaa jabir, maa bika, apa yang terjadi pada dirimu. Maata abi, wa 'alaihi dainun. Ayahku meninggal dan dia meninggalkan utang, gitu lho. O itu yang kamu fikirkan? kata Rosululloh maukah kamu aku ceritakan, dimana posisi ayahmu sekarang? Oiya mau saya.. Apa kata Rosululloh, Ayahmu sekarang ada di surga sana, bagaikan burung yang berwarna hijau, terbang kesana kemari, melambangkan kegembiraanya, semua yang diminta diberikan oleh Alloh, kecuali satu, apa itu?? ketika ayahmu, minta dikembalikan lagi ke dunia, supaya mati lagi sebagai syahid. Kata Alloh, kalau itu keinginanmu, biar aku yang sampaikan. Turun ayat itu, wa laa tahsabannalladzina qutilu fi sabilillahi amwat.....
Maka diyakini, hubungan antara kita dengan yang sudah meninggal, itu masih terjalin hubungan. Apalagi, ash sholihun, al auliya, mereka bisa bertemu, alam mereka beda dengan alam kita, keistimewaan dia berbeda dengan keistimewaan kita, auliya begitu mudah bertemu dengan Rosululloh Sawt. setiap saat. Syaikh Abdus Shomat al Palembangi, dalam manaqibnya itu, setiap hari bertemu dengan Rosululloh, luar biasa. Iyalah ulama dulu gitu, Ini yang guru kita saja, syaikh yasin al fadani, saya dulu ketika nulis disertasi, ada beberapa hadits gak ketemu saya takhrij haditsnya itu, mungkin sudah capek matanya. Semua buku sudah dibuka, semua manuscript sudah dibuka, gak ketemu juga. Masih tertutup juga, Alloh ilhamkan, gak tanya sama gurunya? ada syaikh... Saya datang sama syaikh, ba'da sholatudz dzuhur, habis ngajar dimana? di darul ulum, saya datang sama syaikh. Haa kamu ada kesulitan? iya....ada beberapa hadits saya cari gak ketemu2 syaikh, mungkin syaikh punya, apa haditsnya? saya sebutkan. Nanti malam langsung saya tanya kepada Rosululloh Saw. Kaget saya, apa syaikh? nanti... malam nanti saya tanya kepada Rosululloh Saw. Besuk pagi datang kesini, beliau bilang. Malam itu gak tidur saya, sampai pagi, sampai subuh. Sampai dzuhurnya, nunggu saya di kamar itu tunggu. Keluar beliau, haa absyir ya aqil, absyir ya aqil. Katanya bagaimana syaikh? o sudah.. semalam sudah bertemu dengan Rosululloh Saw, saya sudah tanyakan hadits ini, betul, hadits itu adalah sabdanya beliau. Nanya lagi, adanya dimana? ini haditsnya? Coba dilihat sana, dilihat sini coba. Ternyata dalam buku2 yang sudah kita baca, ada dia, tapi karena mata ini sudah capek dia, kadang2 kita paksakan, membaca itu, satu baris itu sama saja kelihatanya, sudah capek gitu.
Haul
Jadi gak usah ragu2, haul semacam ini adalah bid'ah hasanah, lakukan, dan yakin apa yang kita lakukan sampai kepada yang kita niatkan, al maghfur lahu. Apalagi beliau seorang sholih, ulama. Maka kalau orang itu dalam hadits itu tadi, lanjutanya, kalau umurnya sudah 70-80 tahun, malaikat sudah seneng sama dia. Cinta malaikat sama dia, kemana2 sudah malaikat digiring sama dia. Kalau 80-90 kutibat lahu hasanatuh, wa ulhiyat lahu sayyiatuh. Dicatat kebaikanya dan dihapus kesalahanya. Kalau tadi 60-70 itu namanya pemutihan pertama, maka ini pemutihan yang kedua. Allohummaj 'alnaa minhaaulaail muammarin, mudah2 an kita sampai 80-90. Wa idza balagho tis'ina sanah,90-100 fa huwa asyirulloh fil ardhi, dia sudah menjadi tawanan alloh di muka bumi ini.
Ghufiro lahu maa taqoddama min dzambih, yang terakhir wa yasyfa'u ala ahlih.
Dia bisa memberi syafaat kepada? keluarganya. Jadi kita seneng, lihat orang yang tua2 ini, seneng. Mudah2 an kita diberikan umur yang panjang seperti? orang2 tua kita. Yang dalam ilmu hadits diberi gelar dengan al muammarin. Al Muammarin, orang yang umurnya umur panjang. yang mempunyai implikasi dalam ilmu hadits, yang mempunyai sanad ali. Syaikh yasin punya sanad ali itu, kita 38/37, itu beliau bisa 26. Berarti di umurnya rata2 80 tahunan.
Tapi karena dunia ini sudah berubah, makanan sudah terkontaminasi macem2, dulu makanan seger2, kenapa orang dulu panjang2? maksudnya berkah. Umur gak ada yang panjang yang pendek,
والله خلقكم من تراب ثم من نطفة ثم جعلكم أزواجا وما تحمل من أنثى ولا تضع إلا بعلمه وما يعمر من معمر ولا ينقص من عمره إلا في كتاب إن ذلك على الله يسير
Betul, tapi nyatanya ada yang panjang ada yang pendek. Ternyata ada rahasia2 di balik itu, saya di aceh, di PT Arun, di Masjid Istiqomah itu bertemu dengan seorang wanita. Feeling saya, setiap saya masuk ke situ, jam 4, dia sudah masuk duluan. Tapi feeling saya ini umurnya sudah tua. Habis kuliah subuh, saya hampiri, ibuk boleh saya berkenalan. O boleh ustadz, katanya. Ada apa ustadz? saya mau tanya, mohon maaf nih. Umurnya ibuk berapa, dia jawab, saya baru 91 tahun. Haa baru 91 tahun? berarti kan sangat panjang. Terus boleh saya tahu, apa rahasianya? ibuk masih sehat, jalanya cepet dia dari kita. Beliau bilang, saya dididik oleh orang tua saya, dari sejak tua, remaja, itu tidak boleh bangun lebih dari jam 2.30. Disuruh, dipaksa sama orang tua saya tahajjud sampai subuh, habis subuh karena orang tua saya orang pasar, gak tidur lagi, langsung ke pasar. Alhamdulillah ustadz, sampai sekarang. Dari remaja sampai sekarang. Saya tanya lagi, ibuk anaknya berapa? dijawabnya agak malu2 sedikit, dia bilang anak saya 21. Jadi tahajjudnya itu double itu, 21. Dia bilang, yang mengawal ustadz itu anak saya yang ke 17. Luar biasa, satu lagi katanya ustadz, kalau makan minum, jangan makan makanan yang sudah dingin, anget, buah2 an, sayuran lebih banyak, katanya itu yang bisa menjaga kesehatan kita. Nah mudah2 an kita sehat. Saya mau terus sebetulnya tapi sudah ada surat cinta ini, afwan iktifaul waqti, saya sudah dekat itu sudah ngerti, kan nama kita itu aqil.
Comments
Post a Comment